Kali ini saya akan memposting referensi tentang Hewan dan Tumbuhan Langka yang Dilindungi, semoga membantu para pelajar SMP dan SMA ya. bye -
I. Hewan Langka yang di Lindungi
Elang Jawa
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia. Berdasarkan data
termutakhir dari IUCN, Elang Jawa telah dimasukan dalam kategori Endangered
atau “Bahaya”. Karena kemiripannya dengan lambang Negara, Elang Jawa disebut
sebagai burung nasional Indonesia. Elang Jawa hidup di sekitar Pulau Jawa dan
menempati kawasan hutan. Elang Jawa adalah pemangsa utama yang memegang peranan
penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan di Jawa.
Jalak Bali
Populasi dari Jalak Bali
(Leucopsar rothschildi) sedang dalam bahaya. Selain Elang Jawa, Jalak Bali
adalah juga salah satu dari sekian burung terlangka di dunia. Burung yang
pertama kali diteliti oleh Walter Rothschild pada tahun 1912 ini juga relatif
baru dalam ilmu pengetahuan. Jalak Bali dewasa memiliki ciri-ciri sayap putih
dengan garis hitam, ekor tipis dan daerah biru di sekitar matanya. Hewan asli
pulau Bali ini memiliki habitat asli di sepanjang hutan barat laut dengan
mendiami hutan monsun dan akasia.
Anoa Pegunungan
Anoa pegunungan
(Bubalus quarlesi)
adalah hewan yg terancam punah berikutnya. Walaupun masih merupakan kerabat
dari sapi liar, namun ukuran tubuh anoa terbilang kecil dan seukuran dengan tubuh
rusa. Hewan asli indonesia ini hanya hidup di Sulawesi dan pulau di dekat Pulau
Buton. Sifat hewan ini yang pemalu dan jarang terekspos membuat informasi yang
didapat sangat sedikit. Beberapa informasi yang di dapat antara lain hewan ini
diketahui hidup di ketinggian antara 500 hingga 2000 meter, mendiami wilayah
hutan lebat dengan tumbuhan beragam, serta ada pula yang menyebutkan bahwa
mereka hidup di kawasan hutan yang relatif terbuka dengan sumber air.
Kuskus
Kuskus (Ailurops
ursinus)
atau biasa juga disebut Kuse merupakan hewan marsupilia (berkantung) khas
Sulawesi. Hewan ini terbilang mungil dengan panjang badan 56 cm, panjang ekor
54 cm, dan berat sekitar 5-8 kg. uniknya, Kuse memiliki ekor prehensil yang
dapat memegang dan digunakan untuk membantu pegangan saat hewan ini memanjat
pohon. Hewan ini sudah sangat langka populasinya. Survei yang dilakukan WCS
tahun 1999 di sekitar hutan lindung di Sulawesi, menemukan bahwa hanya sekitar
tujuh kali hewan ini terlihat di sepanjang 491 km jalur transek.
Maleo
Maleo (Macrocephalon
maleo)
adalah burung dengan penampilan mencolok berciri khas kurus, gelap pada mahkota
pelindung kepala, wajah berwarna kekuningan, paha hitam, dan perut putih,
dengan warna merah muda pada dada. Habitat asli hewan ini adalah di Pulau
Sulawesi dan Pulau Buton. Burung unik ini jarang ribut dan lebih suka diam,
tapi ketika sedang menjaga sarangnya atau berkelahi, burung ini dapat
mengeluarkan suara yang sangat keras.
Bangau Hitam
Bangau hitam atau
bangau tongtong
memiliki habitat asli di wilayah Asia, khususnya India, Indo Cina, Myanmar,
Hong Kong, Filipina, dan Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Selain itu mereka
juga mulai menyebar ke Afrika. Burung ini biasanya hidup di daerah rawa,
sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Tubuhnya berwarna hitam, kecuali
leher dan perut bagian bawah berwarna putih dengan panjang tubuh yang dapat
mencapai 91 cm.
Uniknya, spesies
bangau ini merupakan satu-satunya yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada
saat terbang. Gaya kehidupannya pun beragam. Bangau tongtong bisa hidup
menyendiri, berpasangan, atau berkelompok.
Badak Jawa
Badak jawa adalah hewan asli
Indonesia dengan status “sangat terancam.” Badak Jawa merupakan satu dari
sekian mamalia besar paling langka di muka bumi. Panjang badan dari Badak Jawa
dapat mencapai 2-4 m, dengan tinggi sekitar 170 cm. Selain itu berat dari hewan
ini sangat luar biasa, mampu sekitar 900 hingga 2.300 kg atau 2 ton lebih.
Badak Jawa memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu, bercula satu, serta tubuh
“berjubah” tebal. Badak Jawa dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon,
Banten.
Hiu karpet berbintik
Hiu Karpet Berbintik
(Hemiscyllium freycineti) memiliki pola kulit yang indah. Hewan
eksotis ini warnanya sangat mirip dengan macan tutul dari Afrika yang ciri
khasnya memiliki totol-totol coklat heksagonal yang bagian tengahnya berwarna
pucat. Bintik-bintik kecil gelap menutupi moncong, dan yang lebih besar
terletak tepat di belakang sirip. Hewan ini hidup di habitat air dangkal di
sekitar terumbu karang, pasir, dan rumput laut yang lebat. Jika anda ingin
melihat hewan unik ini, anda dapat pergi dan menyelam di daerah perairan Papua.
Babirusa Sulawesi
Hewan dengan nama latin Babyrousa
celebensis ini termasuk dalam hewan yang rentan kepunahannya. Babirusa
Sulawesi mendiami daerah sekitar semenanjung utara dan timur laut Sulawesi,
dan dapt juga ditemukan di bagian tengah, timur, tenggara Sulawesi. Hewan ini
dapat dengan mudah dikenali dari ciri-cirinya yaitu taring mencuat di
moncongnya yang merupakan perpanjangan dari gigi-giginya. Hewan ini memiliki
berat sekitar 600 kg dan biasanya menyukai tempat-tempat berlumpur seperti di
kawasan hutan hujan.
Alap Alap Capung
Dinamai alap-alap capung karena
tubuh kecilnya yang bagaikan seekor capung. Alap-alap capung dikenal sebagai
burung predator terkecil di dunia. Burung ini memangsa hewan-hewan kecil
seperti reptil. Burung ini memiliki ciri-ciri bertubuh kecil dengan ukuran 15
cm dan berat 35 gram, berdarah panas, paruh tajam yang kecil, serta seperti
burung pada umumnya, berkembangbiak dengan bertelur. Burung ini dapat
Harimau
Sumatra
Beragam negara didunia mempunyai
undang-undang perlindungan istimewa untuk habitat atau spesies terancam, yang
isinya meliputi pelarangan perburuan, pembatasan pengembangan tempat, atau
penetapan tempat cagar alam dan juga suaka margasatwa. Jumlah spesies yang
termasuk spesies terancam sesungguhnya semakin banyak dari jumlah spesies yang
didaftar serta memperoleh perlindungan hukum. Di alam bebas terdapat jumlah
yang lebih banyak lagi spesies yang lebih dulu punah sebelum saat pernah
dicatat, atau punya potensi jadi musnah tanpa dulu sukses memperoleh perhatian
manusia.
Laju kepunahan
spesies selama 150 th. Belakangan ini amat memprihatinkan. Banyak spesies yang
mengalami evolusi serta punah dengan alami sejak beberapa ratus juta th. Yang
lantas, namun laju kepunahan belakangan ini tambah lebih tinggi dari laju
kepunahan rata-rata pada skala evolusi planet bumi. Laju kepunahan sekarang ini
yaitu 10 sampai 100 kali lipat laju kepunahanah lebih tinggi dari laju
kepunahan rata-rata pada skala evolusi planet bumi. Laju kepunahan sekarang ini
yaitu 10 sampai 100 kali lipat laju kepunahan alami. Apabila tingkat laju dari
kepunahan berlanjut atau terus meningkat, jumlah spesies sebagai punah didalam
dekade tersebut dapat berjumlah jutaan. Beberapa besar orang cuma berpikir cuma
spesies mamalia berukuran besar serta burung yang terancam kepunahan, namun
sesungguhnya stabilitas semua ekosistem jadi terganggu dengan punahnya spesies
kunci pada di antara rantai makanan.
Orangutan
dapat diselamatkan dari ujung kepunahan dengan penghentian perburuan gelap dan
melindungi luas daerah habitat hutan yang sesuai. Pada tahun 1994 Menteri
Kehutanan menyetujui program penyelamatan orangutan yang secara garis besar
diperlukan untuk melanjutkan usaha melindungi jenis ini dan habitatnya.
Gajah Sumatra
Saat ini
jumlah gajah di Indonesia makin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah
pembukaan hutan untuk keperluan hidup manusia. Pembukaan hutan dataran rendah
secara luas mengakibatkan gajah (Elephas maximus) berada dalam kawasan
yang lebih kecil dan makin mengecil di Indonesia. Masalah gajah hanya dapat
diatasi dengan upaya sungguh-sungguh, meningkatkan daerah perlindungan dan
bekerja sama dengan masyarakat.
Badak Jawa dan Sumatra
Badak Jawa (Rhinoceros
sondaicus) merupakan hewan darat terbesar kedua di Indonesia. Di samping
itu masih ada badak Sumatra (Dicerorhinus Sumatrensis) yang merupakan
badak terkecil yang masih hidup, beratnya hanya satu ton. Penurunan jumlah yang
tajam untuk kedua jenis badak sebagian besar karena hilangnya hutan dataran
rendah dan perburuan.
kepunahan jalak Bali makin bertambah dengan
kerusakan habitat. Ancaman lain adanya perburuan yang berlebihan untuk
perdagangan burung, mengingat harga burung ini di pasaran mencapai puluhan juta
rupiah setiap ekornya.
Kelangsungan
hidup tumbuhan dan hewan bergantung pada keberadaan habitat alam. Kebanyakan
daerah perlindungan diciptakan karena adanya jenis tumbuhan dan hewan yang
bersifat langka. Keberadaan makhluk hidup langka, jika populasinya makin
sedikit akan terancam kepunahan.
Kepunahan
suatu spesies makhluk hidup atau kerusakan tumbuhan dan hewan disebabkan oleh
dua faktor yaitu faktor bencana alam dan faktor manusia.
Kita patut mensyukuri bahwa
komodo masuk ke list polling New 7 Wonders of Nature. Namun masih banyak
orang Indonesia yang belum tahu bahwa saat ini hanya tersisa 2.500-4.000 ekor
Komodo yang tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan di Pulau Flores.
Pemerintah melalui program cagar alam berusaha melindungi species ini dari
kepunahan, walaupun pada prakteknya harus perlu banyak pembenahan.
II.
Tumbuhan Langka yang di Lindungi
Rafflesia Arnoldi
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldi didasarkan dari gabungan nama pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga Rafflesia Arnoldi menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi. (Wikipedia)
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldi didasarkan dari gabungan nama pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga Rafflesia Arnoldi menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi. (Wikipedia)
Mangga
kasturi
yang merupakan Maskot Kalimantan Selatan ternyata telah ditetapkan sebagai
salah satu tumbuhan yang “punah in situ” (Extinct in the Wild). Artinya
Kasturi, salah satu spesies mangga yang menjadi flora identitas provinsi
Kalimantan Selatan ini telah punah dari habitat aslinya. Kasturi yang dalam
bahasa ilmiah (latin) disebut Mangifera casturi, merupakan salah satu dari
sekitar 31 jenis mangga yang dapat ditemukan di Kalimantan, Indonesia. Bahkan,
mangga yang dalam bahasa Inggris selain disebut kasturi juga dinamakan
Kalimantan Mango ini merupakan tumbuhan endemik Kalimantan. Sayang, IUCN
redlist melabelinya sebagai Extinct in the Wild atau telah punah dari habitat
aslinya. Mangifera casturi mempunyai pohon yang mampu mencapai tinggi 25 meter
dengan diameter batang antara 40-110 cm. Kulit kayu kasturi berwarna putih
keabu-abuan sampai coklat terang. Daun berbentuk lanset dengan ujung yang
meruncing. Saat muda daun kasturi berwarna ungu tua. Buah kasturi seperti buah
mangga lainnya namun berukuran lebih kecil dengan berat kurang dari 80 gram.
Anggrek
hitam (Coelogyne pandurata)
Anggrek
hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau
Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora propinsi Kalimantan
Timur.
Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup
besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa
ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam
jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan
para kolektor anggrek.
Cendana
menjadi tumbuhan yang dilindungi, karena tumbuhan ini hampir punah disebabkan
oleh manusia yang memanfaatkan kayu dan minyak atsiri yang dihasilkan
oleh tumbuhan cendana tersebut.
Kantong Semar
Pada
umumnya, Nepenthes (Kantong Semar) memiliki tiga macam bentuk kantong,
yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah
kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak
memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke
belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering
menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini
jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria.
Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Bayur, bayor atau wadang (Pterospermum javanicum) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas baik. Pohon besar, tingginya dapat mencapai 45 m dan gemang batangnya 1 m. Pepagan berwarna keabu-abuan, halus hingga memecah dangkal. Ranting-ranting berambut halus. Daun tunggal terletak berseling, bertangkai pendek, 3–6 mm. Helaian daun bundar telur sampai lanset, sekira 4–14 x 2,5–7 cm, dengan ujung meluncip dan pangkal asimetris: sebelah membundar dan sebelahnya menyempit runcing. Sisi atas hijau terang, sisi bawah daun berambut bintang halus kecoklatan, pada pangkal dengan tiga tulang daun.
Perbungaan berupa malai terminal atau di ketiak. Bunga panjang hingga 6 cm, kuning, berambut halus. Buah kotak silindris, 5–13 x 2–5 cm, mula-mula berambut halus kemudian gundul. Bijinya banyak dan bersayap.
III.
USAHA PELESTARIAN HEWAN DAN TUMBUHAN LANGKA SERTA
TUJUANNYA
A. Pelestarian hewan dan tumbuhan
secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Pelestarian In Situ adalah pelestarian
yang dilakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan tersebut
berada. Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa, hutan lindung, dan
taman nasional. Suaka margasatwa merupakan kawasan yang melindungi hewan. Hutan
lindung merupakan kawasan yang melindungi tumbuhan. Adapun taman
nasional merupakan kawasan yang melindungi hewan dan tumbuhan
2. Pelestarian ex situ adalah pelestarian
yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu dilakukan
karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain
itu, pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi,
penangkaran, dan pembiakan hewan maupun tumbuhan langka. Contoh
pelestarian ex situ antara lain kebun botani, seperti Taman Safari, kebun
binatang, dan penangkaran.
B. Selain pelestarian in situ dan ex
situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Tidak
berburu hewan sembarangan
2. Melindungi
hewan hewan langka
3. Hewan
langka dibudi dayakan
4. Mencari
alternatif pemanfaatan hewan-hewan langka dengan menciptakan pengganti berbahan
sintetis
C. Sedangkan untuk melestarikan
tumbuhan langka dengan cara, antara lain :
1.
Tidak menebang pohon sembarangan
2. Melakukan tebang
pilih artinya menebang dengan memilih ukuran dan usia tumbuhan.
3. Penanaman kembali
tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman
4.
Pemeliharaan tanaman dengan benar
D. Usaha yang dilakukan pemerintah
untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka diantanya adalah :
1. Suaka
marga satwa yaitu tempat melindungi hewan tertentu terutama hewan langka.
2. Cagar
alam Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air
3. Hutan
lindung Sebgai tempat melindungi air / daerah resapan air karena di hutan
dengan tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan
diserap tanah
4. Inseminasi
buatan Inseminasi buatan adalah perkembangbiakakn pada hewan dengan menyuntikkan
sperma dari hewan jantan pada hewan betina ( biasa dilakukan pada hewan mamalia)
5. Kultur
Jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara memperbanyak sel
tumbuh ( jaringan ) menjadi tumbuhan baru.
E.Keberadaan hewan dan tumbuhan sangat
penting bagi manusia untuk :
1. Sumber belajar
guna menambah ilmu pengetahuan berharga tentang kehidupan.
2. Dimanfaatkan
sebagai bahan obat-obatan yang berasal dari hewan dan tumbuhan.
3.
Menjaga keseimbangan lingkungan dan alam sekitar
4. Dijadikan bahan
konumsi, bahan pangan bahkan sumber pendapatan.
5.
Memberikan rasa indah terhadap alam ini.
F. Adapun tujuan dari upaya pelestarian
hewan dan tumbuhan langka sebagai berikut :
1. Mejaga
keseimbangan ekosistem agar kehidupan dimuka bumi ini tetap berjalan
dengan baik.
2. Melestarikan
keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.
3. Memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya untuk bahan bangunan, makanan, dan obat- obatan.
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi pencemaran udara dengan tumbuhnya berbagai pohon.
5. Dapat dimanfaatkan sebagai tempat hiburan dengan membuat taman rekreasi atau kebun binatang.
3. Memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya untuk bahan bangunan, makanan, dan obat- obatan.
4. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi pencemaran udara dengan tumbuhnya berbagai pohon.
5. Dapat dimanfaatkan sebagai tempat hiburan dengan membuat taman rekreasi atau kebun binatang.
Terimakasih sudah membaca artikel saya, silahkan tinggalkan saran dan kritik. semoga membantu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar